Senin, 01 Oktober 2012

Rasanya: Tertekan

Menikah. Kata inilah yang akhir - akhir ini menghantui. Di tulisan sebelumnya, sepertinya saya memang sudah yakin dengan hal ini. Tapi ada beberapa faktor yang membuat bimbang hati saya ini. Memang sih, melihat teman - teman saya yang sudah menikah rasanya tenang gitu. Jauh dari maksiat, jauh dari rasa was - was. Tetapi beberapa faktor ini tetap menghantuiku.

Mungkin tak pantas sih jika saya bilang beberapa faktor, karena saya sendiri tidak yakin ada berapa faktornya. Yahhh.. yang jelas sih, inti dari faktor - faktor ini adalah ketidak yakinan saya. Atau mungkin belum yakin mungkin lebih tepatnya. Belum yakin antara memilih kuliah dulu atau menikah dulu. Belum yakin antara siap dan tidaknya berkomitmen untuk ini. Belum yakin apakah aku disetujui atau tidak oleh orang tuaku. Karena memang saya belum membicarakan dengan orang tua saya. Saya bukannya tidak berani untuk bilang. Tidak, masalahnya bukan itu, sama sekali bukan. Bahkan saya sudah tidak sabar untuk mendiskusikan hal ini. Masalahnya saya tidak berani menelfon mereka karena saya belum kirim uang. Hahaha. Simple kan?? Tapi inilah saya. Seperti suka lari apabila mendapat masalah. Tapi saya sekarang tinggal menunggu gajian dan melaksanakan kewajiban saya yang itu. Kemudian saya bisa langsung mendiskusikan hal ini.

Ada satu lagi. Ini mengenai calon istri saya. Dia baik sih. Dan rasa sayangku ke dia juga terus saya pupuk. Tetapi kadang aq ngerasa dia terlalu "ngebet" untuk menuju ke arah sana. Dan dia terlihat sudah siap banget. Bahkan tidak sabar untuk segera disempurnakan dia menjadi perempuan. Dilihat dari status - statusnya. Huftt.. inilah yang membuat saya tertekan. Seperti saya ini diwajibkan harus untuk segera meminangnya. Dan harus sesegera mungkin. Padahal semuanya ini masih belum pasti. Belum juga orang tuaku tau mengenai hal ini. Tulunglah. Semua ini benar - benar menghantui saya. Mungkin saya terlalu banyak alesan sih. Terlalu banyak ngeles untuk ketidak atau kebelum siapan saya. Tapi paling enggak jangan menargetkan sesuatu untuk hidup saya. Memang ini untuk kita berdua tetapi sayalaah pemegang kuncinua. Jadi biarkan saya yang membuka kuncinya.

Yaahhh akhirnya saya cuma bisa berdoa yang terbaik saja untuk semua ini.

Aamiin..

Categories:

0 komentar:

Posting Komentar